BEKASI SELATAN – Setelah sekianlamanya warga Kampung Bedeng Bekasi Selatan bertahan dilahan milik pengembang Mas Naga dijalan Perumahan Mas Naga Kelurahan Jakamulya Kecamatan Bekasi Selatan, sebanyak 64 kepala keluarga akhirnya membongkar sendiri rumah yang mereka tempati.
Aksi pembongkaran ricuh ketika ketua DKM (dewan kemakmuran masjid) musholla Al’Muhajirin membongkar Musholla tanpa ada koordinasi dahulu dengan warga yang masih berada dilahan tersebut.
Ketua lingkungan kampung Bedeng, Wandi mengungkapkan, sekitar 64 KK yang sudah menerima dana kompensasi dari pengembang sudah membongkar bangunan sendiri sejak beberapa hari lalu, sementara dengan 51 kepala keluarga masih tetap bertahan, lantaran dana kompensasi belum diterima dari pemilik lahan tersebut.
“Kalau yang 64 KK itu memang sudah menerima dana kerugiannya dan direlokasi di Bantargebang katanya, hanya kami yang masih bertahan yang menunggu kabar dari pengembang,” ungkapnya.
Sementara itu, Joko yang mengaku belum menerima dana kerugian mengatakan, jika pihak pengembang tidak dapat memberikan dana kompensasi seperti warga lainnya, dirinya sekeluarga dan 51 kepala keluarga lainya akan bertahan dilahan tersebut.
“Kami bukannya semata-mata ingin memiliki lahan ini, tapi kami ingin agar Musholla itu jangan dibongkar, karena kami yang ada disini belum jelas nasibnya, karena keberadaan Musholla itukan untuk tempat ibadah umum, jadi jangan mentang – mentang ketua DKM seenaknya saja bongkar musolah itu,”ujar Joko.
Pantauan media, pembongkaran yang dilakukan ketua DKM Arif bersama warga lainnya, sempat terjadi ricuh, pasalnya warga mengklaim jika Musholla Al’Muhajirin berdiri dengan dana patungan warga kampung Bedeng. Meski sempat memanas, namun kericuhan dapat teratasi setelah satuan Kepolisian Polsek Bekasi Selatan tiba dilokasi, hingga akhirnya terjadi kesepakan bahwa pembongkaran Musholla dihentikan hingga seluruh warga menerima uang kompensasi dari pengembang untuk pindah dari lahan tersebut.
Sumber : BEnews