BEKASI SELATAN
– Penyandang Masyarakat Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang biasa disebut
Gelandangan dan Pengemis (Gepeng) mulai membanjiri Kota Bekasi, mulai
dari titik jalan lampu merah hingga pusat keramaian hingga kerumah-rumah
warga dan tempat ibadah seperti masjid. Mereka datang dari luar daerah
untuk mendapat rizki di bulan Ramadan.
Dari data yang dihimpun dari Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bekasi Desember
2013 lalu tercatat ada sebanyak 3.000 Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) dan 300 Gepeng. Ramadan ini diperkirakan jumlah Gepeng
bakal meningkat.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bekasi, Agus Darma meminta warga
tidak memberi sedekah kepada pengemis dan Gepeng yang memenuhi jalanan
jelang Ramadan tahun ini. Dengan begitu, Gepeng musiman lainnya tidak
tertarik datang ke Kota Bekasi.
“Kami mengimbau masyarakat tidak memberi uang/derma kepada pengemis
yang ada di jalan. Memang ada rasa iba, tetapi kalau dibiarkan terus,
maka mereka sendiri yang akan mengganggu kenyamanan para pengguna jalan,
apalagi sekarang pengemis memiliki modus yang beragam,” katanya.
Agus juga menyarankan kepada masyarakat untuk bersedekah pada
institusi resmi yang ada. Hal itu merupakan salah satu cara untuk
mengurangi jumlah pengemis musiman yang datang pada bulan puasa. Karena
pengemis musiman ini selalu datang dan menjamur di Bekasi pada saat
Ramadan hingga sehabis Lebaran.
Dinsos sendiri sudah memiliki program untuk membuat para pengemis
jera. Salah satunya dengan pembinaan dan memberikan keterampilan
wirausaha kepada mereka. Akan tetapi apabila masih ada yang membandel,
maka Dinsos akan mengambil tindakan tegas.
“Kalau tertangkap mereka kami bina di panti sosial, sebelum Lebaran,
panti sosial yang kosong akan kami isi dan di situ mereka dibina. Akan
tetapi jika mereka masih membandel, 2 minggu setelah Lebaran mereka
masih ada di Bekasi, maka akan dipulangkan ke daerah asalnya,” tegas
Agus sembari mengatakan jika pengemis kebanyakan berasal dari Bogor dan
Bandung.
Dinas Sosial sendiri ketika mengumpulkan pengemis dan Gepeng tidak
dengan kekerasan, akan tetapi dengan pembinaan. Bagi mereka yang masih
ngotot untuk tetap mengemis, maka akan ditindak oleh Satpol PP.
’’Tugas kami hanya membina mereka, yang bertugas mengamankan pengemis
itu bukan kami, tapi mungkin lebih ke Satpol PP,” pungkasnya.
Sementara itu, Kasie dal opp Satpol PP Kota Bekasi, Suwarno
mengatakan, jelang Ramadan pihaknya kedapatan menangkap pengemis di
sepanjang Jalan Ahmad Yani saja sebanyak 28 orang. Terdiri dari
perempuan dewasa dan anak-anak.
“Kita sudah menangkap 28 orang belum termasuk di titik sekota Bekasi,
kalau peningkatan di bulan puasa pasti meningkat, nanti kita menunggu
untuk ditertibkan lagi,”ujarnya.
Dari pantauan Bekasi Ekspres News, Pengemis berpusat di lampu merah Jalan Ahmada Yani dapan Mal BCP dan flay over
Summarecon dan masjid-masjid besar di Kota Bekasi, seperti masjid agung
Albarkah, alun-alun Bekasi dan masjid Islamic Center, rata-rata gepeng
adalah para ibu rantan dan paru bayu memanfaatkan balita untuk menarik
simpati pengguna jalan agar memberikan uang, apula beberapa pasang
Pengemis dengan sengaja menggunakan gerobak dorongnya berhenti disimpang
lampu merah hingga sering mengganggu pengguna jalan ketika melintas.
Sumber : BEnews