Share Button

Wednesday, 6 August 2014

Usai Lebaran Harga Bahan Pokok Masih Tinggi



Jakarta -Harga beberapa komoditas pangan masih tinggi pasca hari raya lebaran tahun ini. Apa tanggapan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi?

Bayu Mengatakan, kondisi tersebut disebabkan minimnya pasokan akibat terhentinya aktifitas distribusi barang menggunakan angkutan berat selama musim mudik Lebaran kemarin.

"Memang benar bahwa ada beberapa barang yang naik (harganya) seperti tempe. Ini karena industri di Jabodetabek mudik sehingga tidak produksi. Jadi kebutuhan tidak ada suplainya. Para pedagang mudik, transportasi dihentikan, petani stop, jadi harga masih tinggi," kata Bayu di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (5/8).

Menurut Bayu, hal itu normal dan akan segera berangsur membaik.

"Tapi itu normal, pasokan akan normal kembali pada minggu ini setelah transportasi dan pedagangnya sudah kembali dari mudik," sambung dia.

Di sisi lain, lanjut Bayu, pihaknya justru mengantisipasi penurunan harga yang terlalu rendah pasca Lebaran. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kerugian di sisi pedagang dan petani.

"Kasihan kalau harganya terlalu rendah. Itu yang kita jaga supaya tidak terlalu rendah," pungkasnya.
Dalam pantauan, terlihat sejumlah komoditi masih menunjukkan harga yang tergolong tinggi dibandinkan harga normal.

Harga timun menembus harga Rp 12.000 per Kg, begitupun sejumlah harga sayur mayur lainnya.

"Timun biasa modal Rp 2500 sampai Rp 3000 per Kg, sekarang modal sampe Rp 9000 per Kg. Harga di ecerannya bisa Rp 12.000 per kg," kata seorang pedagang sayur di pasar blok A, Samsul.

Komoditi lain yang juga terpantu masih cukup tinggi harganya adalah cabai rawit merah dan rawit hijau.

"Rawit merah sudah turun tapi masih tinggi. Harga dari Rp 15.000 per Kg, sempat Rp 40.000 sekarang sudah Rp 25.000 per Kg. Rawit hijau juga masih tinggi dari Rp 8.000 sekarang Rp 18.000 per Kg," terang Samsul.

Masih tingginya harga-haraga ini menurut Samsul dikarenakan pasokan di petani yang masih belum stabil yang menyebabkan ketersediaan bahan pangan belum bisa mengimbangi kebutuhan di masyarakat.

"Dari sana (petani) masih kosong, jadi barang di sini (pasar) juga sedikit. Makanya harganya tinggi," pungkas dia.(DTK)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...